14 Jul 2011

Kalau sudah emosi


Kalau sudah emosi memang susah sekali dikendalikan. Kalau sudah emosi apapun bisa terjadi. Kalau sudah emosi hati nurani pun tak berarti.

Ini cerita terjadi pada teman saya. Sebagai rasa simpati a.k.a solider pada temannya (sebut saja C) yang mempunyai masalah dengan orang lain (sebut saja A), dia (teman saya sebut saja B), temannya (sebut saja E) ikut terlibat saat menghampiri A di kediamannya. Sesampainya di kediaman A, C langsung terlibat perkelahian dengan A, B awalnya hanya mengantar saja, tapi saat kekacauan terjadi ada salah satu teman musuhnya (sebut saja D) bangun dan seperti akan menyerang C. Melihat itu B mencoba menahan dan terjadilah pemukulan terhadap si D.

Singkat cerita permasalahan antara C & A selesai secara kekeluargaan, tapi beberapa hari kemudian B,C dan E mendapat surat panggilan dari kepolisian setempat. Merasa tak bersalah mereka datang ke polisi untuk memenuhi pemanggilan itu. Sesampainya disana, ternyata D melapor ke polisi dan sudah membuat BAP atas penganiayaan terhadap dirinya dan si C beserta temannya juga (sebut saja F). D meminta supaya pelaku bertanggungjawab. Tanggung jawab secara moril atau materil (uang).

Akhirnya Karena B,C & E belum memiliki uang untuk membyarnya, mereka menunggu a.k.a menginap di ruang tahanan polisi selama 3 hari sampai keluarga mereka datang dari luar kota. Sedatangnya keluarga dan bersedia bertanggungjawab, mereka pun bisa bebas dari tahanan karena tuntutan dari pihak korban dicabut.

Satu pelajaran yang saya dapat dari cerita teman saya ini, kita harus pandai mengendalikan emosi kita. Alangkah baiknya jika emosi kita bisa kita salurkan ke kegiatan yang positif. (ngaco ini mah). Kalau mau berantem liat-liat dulu ya (tambah ngaco). hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar